Connect with us

Suara Difabel Mandiri (SDM)

Mengenal Lebih Banyak Tentang Apa Itu Autisme

Artikel

Mengenal Lebih Banyak Tentang Apa Itu Autisme

Oleh : Rizky Ramadhani

Istilah autis, sering kali digunakan secara enteng sebagai ejekan kepada orang-orang yang terkesan anti sosial, suka menyendiri, berperilaku aneh, namun sebenarnya banyak orang yang belum memahami tentang apa itu autisme. Ketidak pahaman orang-orang mengenai autis sesungguhnya dapat dimengerti, karena pada dasarnya pengertian autisme tidaklah sesederhana apa yang dipikirkan oleh banyak orang. Apakah autisme adalah orang yang kurang bisa bergaul? Apakah autisme merupakan orang dengan keterbelakangan mental? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu mungkin pernah tercetus di benak kita, tapi pada dasarnya autisme merupakan suatu gangguan perkembangan pada otak yang kebanyakkan akan menghambat para penyandangnya pada saat berkomunikasi ataupun berintraksi dengan orang lain.

Terdapat tiga gejala umum yang mayoritas dialami oleh para orang penyandang autis, namun tingkat keparahan yang dialami dari tiga gejala ini berbeda-beda bagi setiap penyandang autis. Ketiga gejala ini adalah kurangnya keterampilan dalam bersosialisasi, kesulitan dalam berkomunikasi, hingga gangguan perilaku. Mayoritas penyandang autisme akan merasa kurang nyaman jika berada di tempat yang ramai, penyandang autis juga berpotensi kesulitan memahami perasaan orang lain, tidak langsung merespon ketika dipanggil, serta masih banyak lagi.

Dalam berkomunikasi, penyandang autis kerap kali kesulitan memahami apa yang dikatakan oleh orang lain, terutama pada saat diberi obrolan lucu maupun diajak bergurau. Bahkan beberapa anak-anak yang menyandang autis, di masa kecilnya sangat jarang sekali berbicara. Penyandang autis memiliki kecenderungan untuk melakukan hal yang bersifat repetitif, sebut saja seperti mengayunkan tangan atau mengucapkan suatu kata berulang kali. Perlu kita ketahui, bahwa tidak semua penyandang autis sama, terdapat tiga lefel autis berdasarkan tingkat keparahannya.

Pertama ada autisme ringan, walaupun digolongkan sebagai klasifikasi autisme tapi pada garis besarnya penyandang autis ringan tidak akan merasa banyak kesulitan dalam menjalani hidupnya, karena kesulitan bersosialisasi ataupun yang lainnya biasanya hanya bersifat sementara. Selanjutnya ada autisme sedang, biasanya penyandang autis sedang akan banyak mengalami kesulitan apabila berkomunikasi dengan orang lain, penyandang autis sedang juga cenderung kurang bisa mengngungkapkan ekspresi emosional baik melalui ucapan suara ataupun raut wajah. Terakhir ada autisme berat, mayoritas penyandang autis berat akan sangat sulit menjalani hidupnya secara mandiri, sebab mau tidak mau musti memerlukan orang lain untuk membantu dirinya.

Hingga saat ini, masih belum diketahui penyebab awal mulanya autisme bisa terjadi. Di Indonesia sendiri, diperkirakan terdapat lebih dari dua juta penyandang autis. Autisme adalah kondisi seumur hidup, namun bukan berarti penyandang autis harus sengsara seumur hidupnya. Dengan gabungan terapi dan lingkungan yang suportif, penyandang autis bisa meminimalisir keterbatasan yang dimiliki serta dapat hidup bahagia. Hal yang perlu diperhatikan oleh para orang tua iyalah mengidentifikasi gejala autisme sedini mungkin, hal ini penting karena agar tidak terjadi kesalahan pada saat menanganinya. Selain itu penyandang autis juga berbeda dalam berpikir dan memandang dunia luar, yang perlu diingat berbeda bukan berarti sesuatu yang salah. Selama ini banyak orang yang memaksakan agar penyandang autis bersikap seolah-olah normal, tapi beginilah normal bagi penyandang autis untuk sekarang sampai nanti. Jangan pernah memaksa agar penyandang autis untuk bersikap normal, karena bisa saja bukannya rasa bahagia yang mereka dapatkan, tapi malah rasa tertekan yang mungkin akan mereka terima.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Artikel

To Top